Pages

Minggu, 17 Mei 2015





Bupati Lantik Pengurus IKKB Manokwari Periode 2015-2019
 Manokwari, TP – Bupati Manokwari, Bastian Salabai melantik pengurus Ikatan Kerukunan Keluarga Batak (IKKB) Kabupaten Manokwari periode 2015-2019 di Gedung Wanita Manokwari, Jl. Percetakan Negara, Kamis (14/5).

Setelah dilantik, selama 4 tahun ke depan, pengurus IKKB yang dipimpin J. Nainggolan dan pengurusnya sudah bisa melaksanakan dan melanjutkan visi maupun misi IKKB. J. Nainggolan dan pengurus yang dibentuk, terpilih dalam musyawarah IKKB yang dilaksanakan di Hotel Oriestom, Manokwari, Minggu, 3 Mei 2015.

Sebelum melantik kepengurusan IKKB, Bastian Salabai dan Ny. Agustina Salabai dikukuhkan sebagai sesepuh orang Batak di Manokwari, sekaligus Pembina IKKB Kabupaten Manokwari. Pengukuhan itu ditandai penyematan Ulos (kain adat Batak) kepada Bastian Salabai dan istri, disaksikan sesepuh dan ratusan warga Batak di Manokwari.

Sementara itu, Bupati dalam sambutannya, mengatakan orang Batak sudah berkontribusi mendukung keberhasilan pembangunan di Kabupaten Manokwari, selama ini. “IKKB sudah menjadi bagian dari proses pembangunan di Manokwari,” katanya.

Untuk itu, ia mengajak keluarga besar Batak yang sudah menjadi bagian dari warga Manokwari untuk terus berperan aktif menyukseskan pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan pemerintah daerah.

“Manokwari ini adalah rumah kita bersama, jadi kita semua harus bertanggung jawab untuk memajukan dan menjaganya,” ujar Salabai.

Hal senada disampaikan Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan. mewakili para kepala suku Papua dan Nusantara di Kabupaten Manokwari, ia mengatakan, orang Batak di Manokwari adalah bagian dari warga Kabupaten Manokwari.

Oleh karena itu, Mandacan mengajak orang Batak untuk mendukung program pemerintah guna menciptakan Manokwari yang aman, damai, dan sejahtera. “Orang Batak yang ada di Manokwari adalah bagian dari warga Kabupaten Manokwari. Karena itu, mari kita jaga Manokwari ini. Kita jaga dari pengaruh minuman keras, juga dari hal-hal negatif lain yang bisa mengganggu keamanan dan ketertiban,” ujar mantan Bupati Manokwari ini.

Sementara itu, J. Nainggolan selaku Ketua IKKB Kabupaten Manokwari periode 2015-2019, mengatakan, eksistensi orang Batak di Manokwari sudah dimulai sejak 1950-an. Seiring berjalannya waktu, kata Nainggolan, jumlah orang Batak di Manokwari kian bertambah, yang mana sekarang tercatat kurang lebih 1.053 kepala keluarga yang berdiam di Kabupaten Manokwari.

“Ditambah dengan mahasiswa dan pemuda yang berkuliah dan bekerja di Manokwari, kurang lebih sebanyak 414 orang, maka jumlah total orang Batak di Kabupaten Manokwari sebanyak 6.875 jiwa,” sebutnya. [SDR-R1]


J. Nainggolan Menahkodai IKKB Kabupaten Manokwari

Manokwari, TP J. Nainggolan terpilih sebagai Ketua Umum Ikatakan Kerukunan Keluarga Batak (IKKB) Kabupaten Manokwari periode 2015-2019. Nainggolan terpilih dalam Musyawarah IKKB yang berlangsung di Billy Jaya Hotel Manokwari, Minggu (3/5) malam.

Terpilihnya Nainggolan dipilih secara langsung oleh ketua, wakil ketua, dan penasehat 31 punguan marga dan etnis warga IKKB Kabupaten Manokwari. Bursa pemilihan Ketua IKKB Kabupaten Manokwari usulan penguan marga dan etnis ini diikuti 4 kandidat, yakni A. Simatupang, M. Situmorang, J. Nainggolan, dan P. Siregar.

Namun, Siregar mengatakan mundur dari bursa pencalonan. Namun, ia menitipkan pesan agar visi dan misinya bisa dipertimbangkan dalam penyusunan program kepengurusan IKKB Kabupaten Manokwari periode 2015-2019. “Saya belum siap dilipih, tapi siapapun ketua terpilih, saya siap membantu agar organisasi ini berjalan,” kata Siregar.

Kemudian, calon ketua, A. Simatupang, M. Situmorang, dan J. Nainggolan menyampaikan visi dan misi di hadapan peserta, penasehat, peninjau maupun warga IKKB yang menghadiri musyawarah. Atas persetujuan forum, Roy M. Sibarani mengambil alih pimpinan sidang untuk melanjutkan musyawarah beragenda pemilihan ketua umum secara tertutup.

Dari 86 peserta yang memiliki hak suara, akhirnya Nainggolan meraih 50 suara sah, M. Situmorang 10 suara, dan A. Simatupang mendapatkan 24 suara, sedangkan 2 surat suara tidak sah. Berdasarkan hasil ini, pimpinan sidang didampingi R. Panjaitan, R. Simatupang, R. Sitorus, dan A. Silaen menetapkan J. Nainggolan selaku ketua umum terpilih.

Setelah ditetapkan, J. Nainggolan langsung dikukuhkan Penasehat IKKB Kabupaten Manokwari, M. Simanjuntak didampingi M.L. Sitorus, dan B. Marbun. Usai pengukuhan, Nainggolan secara otomatis menjadi ketua tim formatur melakukan rapat internal bersama seluruh ketua punguan marga dan etnis guna menyusun badan pengurus IKKB Kabupaten Manokwari periode 2015-2019.

Dalam rapat itu, disepakati A. Siagian sebagai Wakil Ketua Umum, Roy M. Sibarani selaku Sekretaris Umum, R. Panjaitan sebagai Bendahara Umum. Sementara posisi Ketua I dipercayakan kepada J. Siregar, Ketua II, A.R Siregar, Ketua III, L. Bangun, Ketua IV, L. Saragih, Ketua V, L. Padang, dan Ketua VI (Rayon Warpramasi), A. Sitorus.
Disepakati pula posisi koordinator bidang, yakni M. Pasaribu, A. Simatupang, S. Pakpahan, B. Sirait, I. Butar-Butar, M. Siagian, L. Simarmata, dan B. Sirait. Selanjutnya, hasil rapat disampaikan dalam forum dan penasehat IKKB Kabupaten Manokwari, M. Sitorus, akhirnya menutup rangkaian musyawarah IKKB Kabupaten Manokwari tersebut.

Dalam musyawarah itu, M.L. Sitorus dan M. Simanjuntak menekankan agar kebersamaan dalam musyawarah dapat dipertahankan, sehingga semua pengurus IKKB dapat bersinergi dalam menjalankan organisasi secara baik.

“Kami penasehat dan seluruh orang tua-tua warga Batak yang ada di Manokwari ini, tidak lupa menyampaikan terima kasih atas pengabdian pengurus IKKB Manokwari di bawah kepemimpinan B. Marbun. IKKB Manokwari sudah 39 tahun terbentuk, semoga dengan hasil musyawarah ini, persaudaran dan kekerabatan warga IKKB Manokwari bisa lebih solid lagi,” harap Sitorus seraya berharap semua ketua punguan dan warga IKKB Kabupaten Manokwari mendukung Ketua Umum terpilih.

Sebelum memasuki musyawarah, diawali ibadah yang dipimpin Pdt. Siburian. Sejak awal hingga penutupan yang ditandai pemukulan Tifa oleh M.L. Sitorus, berjalan lancar dan tertib. [K&K-R1]

Minggu, 10 Mei 2015

Raja Batak dan keturunannya



Raja Batak dan keturunannya




Raja Batak dan keturunannya


Dalam tarombo Batak (silsilah garis keturunan suku bangsa Batak) dimulai dari seorang individu bernama Raja Batak.

Raja Batak berdiam diri di Pusuk Buhit, Sianjur Mulamula. Sehingga Pusuk Buhit dapat dikatakan sebagai daerah induk asal-mula suku bangsa Batak yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru.

Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu:

    Guru Tatea Bulan
    Raja Isumbaon

Guru Tatea Bulan

Guru Tatea Bulan mempunyai 5 (lima) orang putera, yaitu:

    Raja Biakbiak
    Saribu Raja
    Limbong Mulana
    Sagala Raja
    Silau Raja

Raja Biakbiak

Raja Biakbiak adalah putera sulung Guru Tatea Bulan.

Raja Biakbiak atau juga disebut dengan Raja Uti tidaklah mempunyai keturunan.

Saribu Raja

Saribu Raja adalah putera kedua Guru Tatea Bulan.

Saribu Raja mempunyai 2 (dua) orang putera yang dilahirkan oleh 2 (dua) isteri. Isteri pertama Saribu Raja adalah Siboru Pareme yang melahirkan Raja Lontung dan isteri kedua Saribu Raja adalah Nai Mangiring Laut yang melahirkan Raja Borbor.

Raja Lontung

Raja Lontung mempunyai 7 (tujuh) orang putera, yaitu:

    Sinaga, menurunkan marga Sinaga dan cabang-cabangnya
    Situmorang, menurunkan marga Situmorang dan cabang-cabangnya
    Pandiangan, menurunkan Perhutala dan Raja Sonang dan cabang-cabangnya
    Nainggolan, menurunkan marga Nainggolan dan cabang-cabangnya
    Simatupang, menurunkan marga Togatorop, Sianturi dan Siburian
    Aritonang, menurunkan marga Ompu Sunggu, Rajagukguk, dan Simaremare
    Siregar, menurunkan marga Siregar dan cabang-cabangnya

Raja Borbor

Keturunan Raja Borbor membentuk rumpun persatuan yang disebut dengan Borbor yang terdiri dari marga Pasaribu, Batubara, Harahap, Parapat, Matondang, Sipahutar, Tarihoran, Saruksuk, Lubis, Batubara, Pulungan, Hutasuhut, Tanjung serta Daulay.

Limbong Mulana

Keturunan Limbong Mulana sebagai putera ketiga Guru Tatea Bulan memakai marga Limbong

Sagala Raja

Keturunan Sagala Raja sebagai putera keempat Guru Tatea Bulan memakai marga Sagala.

Silau Raja

Silau Raja sebagai putera bungsu Guru Tatea Bulan menurunkan marga Malau dan cabang-cabangnya.}}

Raja Isumbaon

Raja Isumbaon adalah putera bungsu Raja Batak.

Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putera, yaitu:

    Tuan Sorimangaraja
    Raja Asiasi
    Sangkar Somalidang

Khusus keturunan Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang hingga saat ini belum diketahui pasti siapa keturunan mereka.

Tuan Sorimangaraja
Tuan Sorimangaraja mempunyai 3 (tiga) orang putera, yaitu:

    Raja Naiambaton
    Raja Nairasaon
    Tuan Sorbadibanua

Raja Naiambaton

Keturunan Raja Naiambaton dikenal sebagai keturunan yang terdiri dari berpuluh-puluh marga yang tidak boleh saling kawin (ndang boi masiolian). Kumpulan persatuan rumpun keturunan Raja Naiambaton disebut dengan PARNA (Parsadaan Raja Nai Ambaton).

Marga-marga keturunan Raja Naiambaton, antara lain: Simbolon, Tamba, Saragi, Munte. Dan cabang-cabangnya:

    Simbolon Tua (Simbolon, Tinambunan, Tumanggor, Turutan, Pinayungan, Maha, Nahampun)
    Tamba Tua (Tamba, Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok)
    Munte Tua (Munte, Sitanggang, Sigalingging)
    Saragi Tua (Sidauruk, Saing, Simalango, Simarmata, Nadeak, Sidabungke, Rumahorbo, Sitio, Napitu)

Raja Nairasaon

Nairasaon adalah kelompok marga dari suku bangsa Batak Toba yang berasal dari daerah Sibisa Marga-marga keturunan Raja Nairasaon, anatara lain: Manurung, Sitorus (menurunkan Pane, Dori, Boltok), Sirait, Butarbutar, dan cabang-cabangnya.MANURUNG menurunkan HUTAGURGUR HUTAGAOL dan SIMANORONI.

Tuan Sorbadibanua

Tuan Sorbadibanua mempunyai 8 (delapan) putera, yaitu:

    Sibagotnipohan
    Sipaettua(Pangulu Ponggok, Partano Nai Borgin,Puraja Laguboti(Pangaribuan,Hutapea)
    Silahisabungan
    Raja Oloan
    Raja Hutalima
    Raja Sumba
    Raja Sobu
    Raja Naipospos

Sibagot Ni Pohan

Sibagotnipohan sebagai cikal-bakal marga Pohan mempunyai 4 (empat) putera, yaitu:

    Tuan Sihubil, sebagai cikal-bakal marga Tampubolon dan cabang-cabangnya
    Tuan Somanimbil, sebagai cikal-bakal marga Siahaan, Simanjuntak, dan Hutagaol
    Tuan Dibangarna, sebagai cikal-bakal marga Panjaitan, Silitonga, Siagian, Sianipar, dan cabang-cabangnya
    Sonak Malela, menurunkan marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede

Sipaettua

Marga-marga keturunan Sipaettua, antara lain: Hutahaean, Hutajulu, Aruan, Sibarani, Sibuea, Sarumpaet, Pangaribuan, dan Hutapea.

Raja Silahisabungan

10 (Sepuluh) Anak Keturunan Silahisabungan dari 3 istri:

1. Pintahaomasan Boru Basonabolon


    . Silalahi Raja:

  1. Bursok Raja(pangururan)

  2. Raja Parmahan/Raja Bunga(Balige)

2. Pinggan Matio Boru Padang batangari, anaknya :

    Loho Raja (Sihaloho)
    Tungkir Raja (Situngkir, Sipangkar, Sipayung)
    Sondi Raja (Rumasondi,Rumasingap,,Naiborhu, Sinurat, Nadapdap, Doloksaribu)
    Butar Raja (Sidabutar)
    Bariba Raja (Sidabariba)
    Debang Raja (Sidebang)
    Batu Raja (Pintu Batu,Sigiro)

3. Si Milingiling Boru Raja Mangarerak, anaknya :
    Si Raja Tambun(Tambun/Tambunan)

Tugu Raja Silahisabungan kini eksis berdiri di Silalahi Nabolak, Dairi, selain yang di Pangururan Samosir. Sedangkan keturunan Raja Silahisabungan yang berkembang di luar Silalahi Nabolak (perantauan) memakai marga Silalahi sebagai marga, sebagaimana menurut asal muasal (bona pasogit) mereka yaitu pangururan. Pemakaian marga Silalahi tentu beragam cabang lagi seperti : Silalahi dari Parmahan di Balige, Silahi keturunan Bursok Raja dari pangururuan. Dan keturunan dari isteri kedua, seperti Sihaloho dan adiknya ( banyak terdapat di Simalungun , Tolping, Pangururan, Samosir, keturunan Pintubatu/Sigiro (banyak terdapat di Karo/Simalungun) dan lainnya.

Yang berbeda ialah Silalahi Raja, yang memiliki versi berbeda dengan keturunan Raja Silahi Sabungan umumnya. Ini masih menjadi polemik. Namun demikian, umumnya mereka masih tetap mengaku sebagai keturunan Raja Silahi Sabungan.

Raja Oloan

Raja Oloan mempunyai 6 (enam) orang putera, yaitu:

    Naibaho, yang merupakan cikal-bakal marga Naibaho dan cabang-cabangnya
    Sigodang Ulu, yang merupakan cikal-bakal marga Sihotang dan cabang-cabangnya
    Bakara, yang merupakan cikal-bakal marga Bakara
    Sinambela, yang merupakan cikal-bakal marga Sinambela
    Sihite, yang merupakan cikal-bakl marga Sihite
    Manullang, yang merupakan cikal-bakal marga Manullang

Raja Hutalima

Raja Hutalima tidak mempunyai keturunan

Raja Sumba

Raja Sumba mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu:

    Simamora, yang merupakan cikal-bakal marga Purba, Manalu, Simamora Debata Raja, dan Rambe
    Sihombing, yang merupakan cikal-akal marga Silaban, Sihombing Lumban Toruan, Nababan, dan Hutasoit

SILABAN(BORSAK JUNJUNGAN) 1.SILABAN (BORSAK JUNGJUNGAN) 2.OP. RATUS 3.AMA RATUS 4.OP.RAJADIOMAOMA 5.a. DATU BIRA (SITIO); b. DATU MANGAMBE/MANGAMBIT (SIPONJOT) c. DATU GULUAN

Raja Sobu

Marga-marga keturunan Raja Sobu, antara lain: Sitompul, Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea, dan Lumban Tobing.

Raja Naipospos

Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putera yang secara berurutan, yaitu:

    Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang
    Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk
    Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
    Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
    Marbun, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumban Batu, Marbun Banjar Nahor, Marbun Lumban Gaol

sumber lisan.
    W. M. Hutagalung, sebagai sumber pembanding dalam bukunya yang bejudul PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak
    D. J. Gultom Raja Marpodang, sebagai sumber pembanding dalam bukunya yang berjudul Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak tentang marga keturunan Raja Batak